Parasentesis Pada Asites.
Pengertian dari parasentesis yang lebih di kenal dengan sebutan pungsi adalah tindakan untuk melakukan pengambilan cairan di dalam rongga tubuh. Sedangkan asites adalah penimbunan cairan secara tidak normal di rongga peritoneum.
Selain untuk keperluan terapi, pungsi bermanfaat dalam membantu menegakkan diagnosa.
Pertama kali diperkenalkan parasentesis, hanya digunakan sebagai tindakan awal asites.
Setiap kali melakukan pungsi mampu mengeluarkan cairan asites beberapa liter. Pungsi juga dapat dilakukan berulang-ulang kali dengan selang waktu satu minggu saja. Tindakan ini juga sudah dinyatakan aman untuk dilakukan.
Teknik agar dapat mengeluarkan asites dalam jumlah yang banyak sekitar 5 liter atau lebih pada satu kali pengambilan disebut sebagai LVP (large volume paracentesis).
Perlu kita ketahui, bahwa dalam pengeluaran cairan asites dengan jumlah yang banyak antara 4 sampai 15 liter, maka akan berdampak pada kenaikan segera cardiac output, yang diikuti penurunan tekanan vena sentral dan tekanan kapiler pulmonal. Sedangkan setelah 6 hingga 12 jam kemudian cardiac output akan mengalami penurunan.
Oleh sebab itu, perlu plasma ekspander untuk menjaga volume tetap efektif sirkulasi ketika dilakukan LVP.
Sebelum melakukan pungsi harus benar-benar dipastikan kalau letak asites di lokasi tersebut dengan cara melakukan pemeriksaan pekak sisi. Sedangkan jika pasien berbadan gemuk maka dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan USG (ultrasonografi) dahulu.
Agar komplikasi setelah dilakukan LVP bisa dihindari, maka lakukan pungsi di daerah kuadran perut kiri bawah, kurang lebih 5 cm ke arah kranial, lalu 5 cm medial dari SIAS (spina iliaca anterior superior).
Cara melakukan pungsi, yang harus selalu diperhatikan.
- Selalu gunakan sarung tangan steril, masker, serta penutup kepala.
- Selalu melakukan tindakan dengan prinsip steril.
- Jangan memasukkan pungsi pada jaringan parut yang tampak.
- Disinfeksi pada dinding dada berikan larutan povidon iodine.
- Tutup daerah kerja dengan kain berlubang yang steril.
- Berikan anestesi lokal, agar dapat menghilangkan rasa sakit.
- Pastikan adanya asites dengan menggunakan kanul (abocath antara no.14 -15) yang dipasang.
Foto : Abocath (dok.2015).
|
- Kanul dicabut jika aliran tidak mengalir/tersendat, padahal posisi sudah diperbaiki.
- Setelah kanul dicabut , maka pasien dianjurkan untuk tidur dengan posisi miring.
Komplikasi :
Tindakan ini sangat rendah menimbulkan komplikasi.
Baca juga : Apa hubungan kateterisasi jantung dengan angiografi koroner.
Referensi:
- Asites. Hirlan (editor). Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jilid I. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2006. p 447-102.
- Tindakan intervensi pada penyakit hati. Agus sudiro waspodo (ed). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2006. p 497-116.