Demam Dengue dan Demam Berdarah Penyakit Infeksi Oleh Virus
Aedes Albopictus (Nyamuk penular virus dengue). |
Respon imun yang diketahui sangat berperan dalam perjalanan DBD adalah :
- Respon humoral berupa pembentukan antibodi yang berperan dalam proses netralisasi virus , sitolisis yang dimediasi komplemen sitotoksisitas yang dimediasi antibodi. Antibodi terhadap virus dengue berperan dalam mempercepat replikasi virus pada monosit atau makrofag.
- Limfosit T baik T-helper (CD4) dan T sitotoksik (CD8) berperan dalam respon imun seluler terhadap virus dengue.
Manifestasi klinis infeksi virus dengue dapat bersifat asimtomatik , atau dapat berupa demam yang tidak khas.
Pada umumnya pasien mengalami fase demam selama 2- 7 hari , yang diikuti fase kritis selama 2-3 hari. Pada fase ini pasien sudah tidak demam tetapi memiliki resiko terjadinya renjatan jika tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat.
Pemerikasaan penunjang yang dapat dilakukan untuk mengetahui DBD yaitu :
Pemeriksaan Laboratorium
- pemeriksaan darah yang rutin, melalui pemeriksaan kadar hemoglobin , hematokrit, jumlah trombosit dan hapusan darah tepi untuk melihat adanya limfositosis relatif disertai gambaran limfosit plasma biru.
Pemeriksaan radiologi
- Pemeriksaan foto rontgen dada dalam posisi lateral dekubitus kanan (pasien tidur pada sisi badan sebelah kanan)
Diagnosis
Demam dengue (DD) merupakan penyakit demam akut selama 2- 7 hari ditandai dengan 2 atau lebih manifestasi klinis berikut :- Nyeri kepala
- Nyeri retro -orbital
- Mialgia
- Ruam kulit
- Manifestasi perdarahan (petekie)
- Leukopenia
Demam darah dengue (DBD) berdasarkan kriteria WHO 1997 diagnosis DBD ditegakkan bila ditemukan hal-hal dibawah ini terpenuhi:
- Demam atau riwayat demam 2- 7 hari
- Terdapat minimal satu manifestasi perdarahan berikut ini
Uji bendung positif
- Petekie, ekimosis, atau purpura
- Perdarahan mukosa , contohnya perdarahan gusi atau perdarahan yang lain
- Hematemesis atau melena
- Trombositopenia (jumlah trombosit <100.00/ul)
- Peningkatan hematokrit >20% dibandingkan standar dengan usia dan jenis kelamin
- Penurunan hematokrit >20% setelah mendapatkan terapi cairan dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya
- Tanda kebocoran plasma seperti: efusi pleura, asites atau hipoproteinemia.
Penatalaksanaan DBD
Pemeliharaan volume cairan sirkulasi merupakan tindakan yang paling penting dalam penanganan kasus DBD.Referensi:
- Buku Ajar IPD. Ed IV. Jilid III. Jakarta: FKUI.