Tetanus - Pengertian, Penyebab, Derajat, Penanganan dan Pencegahannya
PERBIDKES.com - Definisi menurut Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, FKUI. 2006 bahwa tetanus adalah gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya tonus otot & spasme, yang disebabkan oleh tetanospasmin, suatu toksin protein yang kuat yang dihasilkan oleh Clostridium tetani.
Penyebab tetanus adalah basil gram positif, Clostridium tetani. Bakteri yang terdapat dimana-mana, dengan habitat alamnya di tanah, tetapi dapat juga diisolasi dari kotoran manusia maupun kotoran binatang peliharaan.
Biasanya tetanus terjadi sesudah suatu trauma. Kontaminasi luka dengan kotoran binatang, tanah, maupun logam berkarat dapat menyebabkan terjadinya tetanus. Selain itu, Tetanus juga dikatakan sebagai komplikasi dari luka bakar, infeksi telinga tengah, ulkus gangren, absorsi septik, persalinan, luka gigitan ular yang mengalami nekrosis, injeksi muskular & pembedahan.
Tetanus Generalisata.
Tetanua genralisata merupakan bentuk yang paling umum dari tetanus, yang ditandai dengan meningkatnya tonus otot & spasme generalisata.
Tetanus Neonatorum.
Biasanya tetanus neonatorum terjadi dalam bentuk generalisata & fatal jika tidak diterapi. (Baca juga: Bahaya tetanus neonatorum pada Bayi baru lahir).
Tetanus lokal.
Tetanus lokal merupakan bentuk yang jarang dimana penyebabnya terbatas hanya pada otot-otot di sekitar luka.
Tetanus sefalik.
Tetanus sefalik merupakan bentuk yang jarang dari tetanus lokal, yang terjadi setelah cidera kepala maupun infeksi telinga.
Perjalanan Penyakit.
Masa inkubasi (rentang waktu antara trauma dengan gejala pertama) tetanus rata-rata 7-10 hari dengan rentang 1-60 hari. Onset (rentang waktu antara gejala pertama dengan spasme pertama) bervariasi berkisar antara 1-7 hari. Masa inkubasi & onset yang lebih pendek berhubungan dengan tingkat keparahan penyakit yang lebih berat.
Pada minggu pertama ditandai dengan regiditas & spasme otot yang semakin parah. Sedangkan gangguan ototnomik biasanya diawali beberapa hari setelah spasme dan bertahan sampai 1-2 minggu. Spasme berkurang setelah 2-3 minggu tetapi kekakuan tetap bertahan lebih lama. Masa pemulihan terjadi karena tumbuhnya lagi akson terminal & karena penghancuran toksin. Pemulihan dapat membutuhkan waktu hingga 4 minggu.
Derajat 1 (ringan) = Trimus ringan-sedang, spastisitas generalisata, tanpa disertai gangguan nafas, tanpa spasme, tanpa/sedikit disfagia.
Derajat 2 (sedang) = Trimus sedang, tampak rigiditas, spasme ringan-sedang, terdapat gangguan nafas sedang dengan frekuensi pernafasan >30 per menit, disfagia ringan.
Derajat 3 (berat) = Trimus berat, spastisitas generaisata, frekuensi pernafasan >40 per menit, serangan apneu, takikardia >120 per menit, disfagia berat.
Derajat 4 (sangat berat) = Derajat 3 dengan gangguan otonomik berat yang melibatkan sistem kardiovaskuler.
Dalam penatalaksanaan pasien dengan tetanus harus meliputi hidrasi, untuk dapat mengontrol kehilangan cairan serta kebutuhan gizi yang cukup.
Setelah pasien sembuh dari tetanus dianjurkan untuk aktif diimunisasi karena imunisasi tidak diinduksi oleh toksin dalam jumlah kecil yang dapat menyebabkan terjadinya tetanus.
Pencegahan yang paling efektif & direkomendasikan adalah dengan melakukan imunisasi tetanus toksoid (TT).
Penyebab tetanus adalah basil gram positif, Clostridium tetani. Bakteri yang terdapat dimana-mana, dengan habitat alamnya di tanah, tetapi dapat juga diisolasi dari kotoran manusia maupun kotoran binatang peliharaan.
Biasanya tetanus terjadi sesudah suatu trauma. Kontaminasi luka dengan kotoran binatang, tanah, maupun logam berkarat dapat menyebabkan terjadinya tetanus. Selain itu, Tetanus juga dikatakan sebagai komplikasi dari luka bakar, infeksi telinga tengah, ulkus gangren, absorsi septik, persalinan, luka gigitan ular yang mengalami nekrosis, injeksi muskular & pembedahan.
Tetanus Generalisata.
Tetanua genralisata merupakan bentuk yang paling umum dari tetanus, yang ditandai dengan meningkatnya tonus otot & spasme generalisata.
Tetanus Neonatorum.
Biasanya tetanus neonatorum terjadi dalam bentuk generalisata & fatal jika tidak diterapi. (Baca juga: Bahaya tetanus neonatorum pada Bayi baru lahir).
Tetanus lokal.
Tetanus lokal merupakan bentuk yang jarang dimana penyebabnya terbatas hanya pada otot-otot di sekitar luka.
Tetanus sefalik.
Tetanus sefalik merupakan bentuk yang jarang dari tetanus lokal, yang terjadi setelah cidera kepala maupun infeksi telinga.
Perjalanan Penyakit.
Masa inkubasi (rentang waktu antara trauma dengan gejala pertama) tetanus rata-rata 7-10 hari dengan rentang 1-60 hari. Onset (rentang waktu antara gejala pertama dengan spasme pertama) bervariasi berkisar antara 1-7 hari. Masa inkubasi & onset yang lebih pendek berhubungan dengan tingkat keparahan penyakit yang lebih berat.
Pada minggu pertama ditandai dengan regiditas & spasme otot yang semakin parah. Sedangkan gangguan ototnomik biasanya diawali beberapa hari setelah spasme dan bertahan sampai 1-2 minggu. Spasme berkurang setelah 2-3 minggu tetapi kekakuan tetap bertahan lebih lama. Masa pemulihan terjadi karena tumbuhnya lagi akson terminal & karena penghancuran toksin. Pemulihan dapat membutuhkan waktu hingga 4 minggu.
Derajat Tetanus.
Berikut beberapa sistem pembagian derajat keparahan tetanus yang di sampaikan oleh Ablett yaitu:Derajat 1 (ringan) = Trimus ringan-sedang, spastisitas generalisata, tanpa disertai gangguan nafas, tanpa spasme, tanpa/sedikit disfagia.
Derajat 2 (sedang) = Trimus sedang, tampak rigiditas, spasme ringan-sedang, terdapat gangguan nafas sedang dengan frekuensi pernafasan >30 per menit, disfagia ringan.
Derajat 3 (berat) = Trimus berat, spastisitas generaisata, frekuensi pernafasan >40 per menit, serangan apneu, takikardia >120 per menit, disfagia berat.
Derajat 4 (sangat berat) = Derajat 3 dengan gangguan otonomik berat yang melibatkan sistem kardiovaskuler.
Dalam penatalaksanaan pasien dengan tetanus harus meliputi hidrasi, untuk dapat mengontrol kehilangan cairan serta kebutuhan gizi yang cukup.
Setelah pasien sembuh dari tetanus dianjurkan untuk aktif diimunisasi karena imunisasi tidak diinduksi oleh toksin dalam jumlah kecil yang dapat menyebabkan terjadinya tetanus.
Pencegahan yang paling efektif & direkomendasikan adalah dengan melakukan imunisasi tetanus toksoid (TT).
Referensi:
- Tetanus. Gatoet Ismanoe (editor). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jilid III. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. p1777-400.