- Advertisement -Newspaper WordPress Theme
PenyakitAngina Pektoris

Angina Pektoris

Pengertian Angina Pektoris

Menurut Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, FKUI. 2007 definisi angina pektoris (angina) adalah rasa nyeri yang timbul karena pasokan darah dan oksigen menuju otot jantung terganggu (iskemia miokardium). Setiap orang beresiko terkena angina, tetapi umumnya terjadi pada orang dewasa berusia diatas 50 tahun, dengan mayoritas berkelamin laki-laki. Orang awam biasa menyebut angina dengan sebutan angin duduk.

Angina pektoris

Angina yang dapat menyerang dibedakan menjadi dua yaitu angina stabil dan angina tidak stabil. Nyeri angina stabil dapat dipicu oleh kondisi tertentu seperti stress fisik atau emosional yang mendorong jantung bekerja lebih keras. Tidak cuma itu, aktivitas berat juga bisa menjadi salah satu pemicu serangan angina terjadi. Nyeri angina stabil biasanya terjadi mulai dari beberapa menit sampai kurang dari 20 menit. Meski tidak berbahaya, angina stabil berpotensi menyebabkan serangan jantung (infark) dan kematian mendadak bila tidak ditangani dengan tepat.

Sedangkan, angina tidak stabil umumnya berupa nyeri dada untuk pertama kali, tanpa penyebab yang jelas dan biasanya semakin bertambah lebih berat dan lebih lama dibanding angina stabil, yaitu lebih dari 20 menit sehingga membutuhkan perawatan khusus. Saat istirahat sekalipun, nyeri dada juga dapat timbul. Keluhan pasien angina tidak stabil dapat disertai dengan keluhan lain seperti sesak nafas, mual bahkan muntah, terkadang disertai dengan keluhan keringat dingin.

 

Penyebab Angina Pektoris

Jantung merupakan organ utama dalam tubuh, dimana pasokan darah dan oksigen harus selalu lancar agar organ tubuh lainnya dapat bekerja dengan baik. Bila aliran darah menuju jantung mengalami penyempitan atau tersumbat sehingga menyebabkan otot jantung bekerja lebih berat, terutama saat olahraga yang berat akhirnya berpotensi menyebabkan angina atau terjadinya serangan jantung.

Seseorang beresiko terkena serangan angina terutama yang memiliki kebiasaan merokok, makan kolesterol, kurangnya latihan, usia lanjut atau kondisi medis lainnya seperti diabetes melitus, hipertensi, strok dan obesitas. Selain itu, memiliki penyakit jantung bawaan atau pernah mengalami gejala angina.

 

Gejala Angina Pektoris

Angina umumnya ditandai dengan rasa nyeri pada dada, sedikit di kirinya yang menjalar ke leher, rahang, bahu kiri sampai lengan dan pundak kiri dengan sensasi seperti tertindih atau berat di dada, diremas-remas atau dada mau pecah.

 

Gradasi beratnya nyeri dada oleh Ganadian Cardiovascular Societyf :

[table id=1 /]

Berikut gejala lain yang mungkin terjadi meliputi:

  • Sesak nafas.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Lemas.
  • Keringat dingin.
  • Perasaan takut mati.

Segera kunjungi dokter atau unit pelayanan kesehatan terdekat bila nyeri tak kunjung reda, meskipun sudah beristirahat atau mengkonsumsi obat-obatan.

 

Diagnosis Angina Pektoris

Meskipun nyeri yang berlangsung terus-menerus sepanjang hari, bahkan sampai berhari-hari biasanya bukanlah nyeri angina tetapi dalam menegakkan diagnosis tidaklah semudah itu karena terdapat salah satu penyakit yang memiliki gejala yang sama, misalnya penyakit asam lambung. Selain dilakukan pemeriksaan fisik dan anamnesis riwayat kesehatan pasien atau keluarganya, maka diperlukan beberapa pemeriksaan:

  • Elektrokardiografi (EKG), untuk memeriksa aliran listrik yang ditimbulkan oleh jantung saat memompa darah. Saat ini pemeriksaan jantung tanpa pemeriksaan EKG dianggap kurang lengkap.
  • Foto rontgen dada, untuk melihat kondisi jantung dan paru-paru. Misalnya pasien menderita juga penyakit gagal jantung, penyakit jantung katup, atau cenderung nyeri dada karena kelainan paru-paru.
  • Ekokardiografi, untuk membantu menentukan adanya aliran darah dan oksigen menuju otot jantung yang tersendat atau terganggu.
  • Pemeriksaan laboratorium, seperti Hb, Ht, Trombosit, kadar gula darah, kolesterol, CK-MB dan troponin.
  • Angiografi Koroner, untuk memeriksa pembuluh darah arteri jantung dengan memasukkan pipa tipis dan lentur (kateter) melalui pembuluh darah besar di lengan atau paha menuju jantung. Pemeriksaan ini biasanya digunakan untuk menilai kondisi pembuluh arterinya apakah perlu tindakan operasi (PCI atau CABG) karena resiko terjadinya komplikasi dalam waktu mendukung cukup besar.

 

Penatalaksaan Angina Pektoris

Tujuan utama pengobatan angina adalah untuk mencegah kematian dan terjadinya serangan jantung. Sedangkan yang lainnya adalah untuk memantau serangan angina sehingga diharapkan dapat memperbaiki kualitas hidup. Dalam pengobatan angina terdiri dari pengobatan medis dan non medis yaitu dengan:

Obat-obatan.

Nyeri angina dapat diredakan dengan obat nitrogliserin dalam hitungan detik sampai beberapa menit. Nitrogliserin termasuk dalam golongan nitrat yang dapat melebarkan pembuluh darah agar memudahkan pasokan darah dan oksigen mengalir menuju jantung. Efek samping yang mungkin terjadi yaitu pusing, mual dan kemerahan pada kulit. Hindari menjalankan mesin atau mengendarai kendaraan bermotor saat mengkonsumsi obat ini. Nitrogliserin dapat diberakan secara sublingual (dibawah lidah) atau infus intravena. Bila diberikan secara intravena dan keluhan sudah terkendali maka infus dapat diganti dengan nitrogliserin per oral. Bila gejala angina masih dirasakan, segera kunjungi dokter atau unit pelayanan kesehatan terdekat agar cepat ditangani. Pastikan Anda berkonsultasi ke dokter sebelum mengkonsumsi obat ini. Bila nyeri angina sering terjadi, mungkin dokter akan meresepkan salah satu atau lebih obat berikut ini:

  • Obat penyekat beta, membantu menurunkan kebutuhan oksigen ke otot jantung melalui efek penurunan denyut jantung dan daya memompa otot jantung. Obat ini tidak boleh diberikan kepada pasien dengan asma bronkial dan bradiaritmia. Efek samping yang mungkin terjadi yaitu sakit kepala, mual dan mulut kering.
  • Obat antagonis kalsium, obat ini menurunkan tekanan darah dan memperlebar otot dinding arteri. Efek samping yang mungkin terjadi yaitu pusing, sakit kepala, mual dan kemerahan pada kulit.
  • Aspirin, termasuk obat golongan antiplatelet yang terbukti bermanfaat. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa aspirin dapat mengurangi angka kematian dan menekan resiko serangan jantung dari 51% sampai 71%. Oleh karena itu obat ini biasanya dianjurkan untuk diberikan seumur hidup. Efek samping yang mungkin terjadi yaitu sakit kepala, iritasi lambung dan gangguan pencernaan.
  • Triklopidin, termasuk golongan derivat tienopiridin yang merupakan obat lini kedua bila pasien tidak tahan dengan aspirin. Dalam pemberian obat ini efek samping yang harus diperhatikan yaitu kekurangan sel darah putih dalam darah. Dengan adanya klopidogrel yang lebih aman maka pemakaian triklopidin mulai ditinggalkan.
  • Klopidogrel, juga termasuk golongan devirat tienopiridin yang dapat menghambat berkumpulnya sel platelet. Klopidogrel juga terbukti dapat mengurangi strok dan serangan jantung. Klopidogrel dianjurkan untuk diberikan pada pasien yang tak tahan aspirin. Tapi dalam pedoman American of Cardiology (ACC) dan Asosiasi Jantung Amerika (AHA) klopidogrel juga dianjurkan untuk diberikan bersama aspirin paling sedikit 1 bulan sampai 9 bulan. Efek samping lebih kecil dari tiklopidin dan saat itu belum ada laporan adanya kekurangan sel darah putih dalam darah.
  • Obat Antitrombin, digunakan untuk mencegah pembentukan bekuan darah. Efek samping yang mungkin terjadi yaitu pendarahan, wajah kemerahan dan sakit kepala.

Perubahan gaya hidup.

pasien umumnya disarankan untuk berhenti merokok, olahraga teratur dan penurunan berat badan pada obesitas meskipun pasien tidak memiliki hipertensi ataupun diabetes melitus, merupakan terapi non medis yang dianjurkan.

Operasi.

Bila gejala angina pektoris tak kunjung reda dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup, maka dapat disarankan untuk tindakan operasi. Ada 2 cara tindakan operasi untuk kasus angina pektoris, yaitu:

  1. Intervensi Koroner Primer (PCI). Pembedahan yang dilakukan untuk menghilangkan bekuan darah dan melebarkan pembuluh darah arteri yang menyempit memakai balon dan pemakaian cincin (stent). Tujuan pembedahan ini agar dapat memperbaiki harapa hidup, kualitas hidup dan mengurangi masuknya kembali ke rumah sakit.
  2. Bedah Pintas Arteri Koroner (CABG). Pembedahan yang dilakukan untuk memintas arteri jantung yang tersumbat untuk memulihkan pasokan darah dan oksigen normal ke jantung. Tujuan utama pembedahan ini yaitu untuk menurunkan angka kematian dan mengurangi serangan jantung akut.

Terapi lanjutan.

Setelah dilakukan pengobatan medis dan non medis yang perlu dilakukan evaluasi antara lain adalah bagamana keluhan-keluhan nyeri anginanya, apakah bertambah lagi atau tetap stabil, apakah timbul keluhan yang baru, apakah terapi yang ada dapat diterima dengan baik dan bagaimana mencegah faktor resikonya. Dan bila tindakan operasi tidak dapat dilakukan atau tidak membantu banyak dan ingin memilih alternatif terapi lain misalnya terapi akupuntur, maka disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum melakukannya, agar dapat mencegah efek samping yang mungkin membahayakan.

 

Komplikasi Angina Pektoris

Komplikasi yang paling berbahaya mungkin terjadi yaitu serangan jantung (infark). Kondisi ini memerlukan penanganan yang cepat dan tepat agar dapat mencegah terjadinya kematian. Gejala yang merupakan pertanda awal munculnya serangan jantung diantaranya:

  • Nyeri pada dada, sedikit ke kirinya.
  • Nyeri dada seperti ditekan, terbakar, ditindih benda berat, seperti ditusuk, diperas dan dipelintir.
  • Nyeri dadamenjalar biasanya ke lengan kiri, dapat juga ke leher, rahang bawah, gigi, punggung, perut dan dapat juga ke lengan kanan.
  • Nyeri dada membaik atau hilang dengan istirahat atau obat golongan nitrat.
  • Nyeri dada dipicu oleh latihan fisik, stress emosi, udara dingin dan sesudah makan.
  • Nyeri dada kadang disertai dengan mual, muntah, sulit bernafas, keringat dingin, cemas dan lemas.

 

Pencegahan Angina Pektoris

Pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya nyeri angina yaitu dengan perubahan gaya hidup (life style), termasuk:

  • Berhenti merokok.
  • Penurunan berat badan pada obesitas.
  • Olahraga teratur.
  • Mengurangi konsumsi makanan berkolesterol.
  • Mengonsumsi makanan yang rendah lemak dan tinggi serat seperti roti, nasi merah, sayur-sayuran dan buah-buahan.
  • Minum air putih minimal 8 gelas perhari.
  • Mengontrol kadar gula, kolesterol, asam urat dan tekanan darah secara rutin.
Next article

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Subscribe Today

GET EXCLUSIVE FULL ACCESS TO PREMIUM CONTENT

SUPPORT NONPROFIT JOURNALISM

EXPERT ANALYSIS OF AND EMERGING TRENDS IN CHILD WELFARE AND JUVENILE JUSTICE

TOPICAL VIDEO WEBINARS

Get unlimited access to our EXCLUSIVE Content and our archive of subscriber stories.

Exclusive content

- Advertisement -Newspaper WordPress Theme

Latest article

More article

- Advertisement -Newspaper WordPress Theme