PerawatanKesehatan.com – Penyakit cacing tambang adalah penyakit yang disebabkan oleh cacing Necator americanus, Ancylostoma duodenale, dan Ancylostoma braziliensis, Ancylostoma malayanum, Ancylostoma canium. Penyakitnya disebut dengan ankilostomiasis, nekatoriasis, dan unseriasis [1].
Penyakit cacing tambang di Indonesia lebih banyak disebabkan oleh cacing Necator americanus daripada Ancyloscoma duodenale. Cacing betina menghasilkan telur dan keluar melalui tinja. Bila telur tersebut jatuh di tempat yang lembab, hangat, dan basah, maka telur tersebut akan berubah menjadi larva yang infektif. Dan bila larva tersebut kontak dengan kulit, maka ia akan mengadakan penetrasi melalui kulit, berpindah sampai ke paru-paru dan kemudian turun ke usus halus. Disini larva akan berkembang hingga menjadi cacing dewasa.

Gejala Penyakit Cacing Tambang.
Gejala klinis pada penyakit cacing tambang tergantung pada jumlah cacing yang menginfeksi usus, paling sedikit 500 cacing dibutuhkan untuk menimbulkan terjadinya anemia dan gejala klinis pada pasien dewasa. Gejala awal yang mungkin terjadi antara lain:
- Rasa gatal pada kaki.
- Pruritis kulit.
- Dermatitis.
- Ruam makulopapula sampai vesikel.
Selama larva berada di dalam paru-paru, maka dapat menyebabkan gejala seperti batuk darah, karena pecahnya kapiler-kapiler dalam alveoli paru-paru. Berat ringan kondisi ini tergantung pada jumlah larva cacing yang melakukan penetrasi ke dalam kulit.
Pemeriksaan Penunjang.
- Pemeriksaan feses.
Ditemukannya telur cacing tambang di dalam tinja. Kadang-kadang terdapat sedikit darah dalam tinja. - Pemeriksaan sputum.
Selain di dalam tinja, telur cacing juga ditemukan di dalam sputum.
Pengobatan Penyakit Cacing Tambang.
Perawatan umum yang dapat dilakukan dengan memberikan nutrisi yang baik dan suplemen preparat besi hanya diberikan pada pasien dengan gejala yang berat terutama bila ditemukan bersama-sama dengan anemia.
Petugas Kesehatan.
Pengobatan yang spesifik untuk membasmi penyakit cacing tambang adalah:
- Albendazol.
- Mebendazol.
- Tetrakloretilen.
- Befanium hidroksinaftat.
- Pirantel pamoat.
- Heksilresorsinol.
Komplikasi.
- Dermatitis.
- Anemia berat.
- Gangguan pertumbuhan.
- Gangguan mental.
Dengan pengobatan yang adekuat, maka komplikasi dapat dihindari.
Artikel Terkait:
Referensi.
- Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke IV. Jilid ke III. Jakarta: FKUI. 2007