PerawatanKesehatan.com – Penyakit rabies adalah penyakit infeksi tingkat akut pada susunan saraf pusat manusia dan hewan mamalia (binatang menyusui) yang berakibat mematikan [1]. Di Indonesia nama lain rabies dikenal sebagai penyakit “anjing gila”. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit mematikan yang harus ditangani dengan tepat dan cepat.

Penyebab Penyakit Rabies.
Penyakit rabies disebabkan oleh virus lyssa-virus. virus ini ditularkan pada manusia melalui kontak dengan binatang seperti anjing, musang, serigala, kera, kucing, dan kelelawar yang sudah terkena penyakit ini sebelumnya. Manusia dapat terkena penyakit rabies bila cairan (air liur) yang terinfeksi masuk ke dalam tubuh melalui gigitan binatang maupun selaput lendir. Belum pernah ditemukan terjadi perpindahan virus rabies dari manusia ke manusia.
Tanda Gejala Penyakit Rabies.
Masa inkubasi pada virus rabies bervariasi berkisar antara 3-4 bulan, bahkan sampai 7 tahun. Pada orang dewasa masa inkubasi akan lebih panjang dibandingkan pada anak-anak. Masa inkubasi adalah jarak waktu dari saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh hingga gejala pertama muncul. Beberapa tanda gejala awal rabies pada manusia diantaranya adalah demam, mual, badan lemas, dan bekas luka terasa nyeri, kebal dan kesemutan.
Penanganan Penyakit Rabies.
Bila seseorang digigit binatang dicurigai terkena rabies. Cara membenarkan ada atau tidaknya infeksi rabies, maka binatang tersebut harus dilakukan pemeriksaan secara medis.
Hingga saat ini belum ada pengobatan untuk seseorang yang telah menunjukkan gejala rabies. Oleh sebab itu, bila ada seseorang tergigit binatang yang berpotensi menularkan rabies maka pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah mencuci luka tersebut dengan sabun karena virus rabies dapat dimatikan dengan sabun. Kemudian bawa korban ke pusat pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Pencegahan Penyakit Rabies.
Pencegahan penularan rabies dapat dilakukan dengan cara pemberian vaksin anti rabies dan antibodi. Vaksinasi secara berkala direkomendasikan kepada seseorang yang sering berinteraksi dengan binatang sehingga beresiko tinggi terkena penyakit ini. Misalnya doktek hewan.
Referensi.
- Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV Jilid 3, Jakarta: FKUI, 2007.
- Modul Basic Trauma Cardiac Life Support Edisi revisi, AGD Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, 2012.
Baca juga selanjutnya: Datangi rumah sakit, beresiko terkena infeksi nosokomial.