Jantung terdiri dari:
- 4 ruang yaitu 2 ruang atrium (serambi) dan 2 ruang ventrikel (bilik).
- 4 katup yaitu 2 katup atrioventrikuler (trikuspid dan biskupid) dan 2 katup semilunar (pulmonal dan aorta).
- 3 lapisan yaitu epikardium, miokardium, dan endokardium.
Sindrom koroner akut adalah terjadi ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan oksigen miokard [1].
Penyebab Sindrom Koroner Akut (SKA).
Penyebab dari SKA adalah karena adanya penyempitan pada pembuluh darah jantung (vasokontriksi) yang diakibatkan oleh adanya timbunan lemak (aterosklerosis), sumbatan (trombosis), vasokontriksi atau penyempitan pembuluh darah akibat kejang yang terus menerus serta adanya infeksi pada pembuluh darah.
Untuk dapat menentukan ada atau tidaknya penyempitan pada pembuluh darah jantung, maka diperlukan pemeriksaan fisik dan penunjang.
Pemeriksaan fisik.
- Pasien tampak pucat, sesak, berkeringat, dan gelisah.
- Demam berkisar < 38○C (derajat sedang) dapat muncul sesudah 12-24 jam setelah terjadinya infark.
- Pemeriksaan nadi (sinus takikardi terjadi pada sepertiga pasien).
- Penurunan atau peningkatan tekanan darah.
- Pemeriksaan jantung (terdengar bunyi jantung s4 dan s3, atau mur-mur).
- Pemeriksaan paru (biasanya akan terdengar ronkhi pada akhir pernafasan).
Pemeriksaan Penunjang.
Untuk mengetahui diagnosis sindrom koroner akut (SKA) diperlukan adanya pemeriksaan penunjang, meliputi:
#1. Elektrokardiogram (EKG).
Gambaran spesifik rekaman EKG pada daerah infark:
- Anterior Elevasi segmen ST pada lead V3-V4, perubahan resiprokal (depresi ST) pada lead II, III, dan aVF.
- Inferior Elevasi segmen ST pada I, aVL, V5 – V6.
- Inferior Elevasi segmen T pada lead II, III, dan aVF.
- Posterior perubahan resiprokal (depresi ST) pada II, III, aVF terutama pada gelombang R pada V1 – V2.
- Ventrikel kanan perubahan gambaran dinding inferior.
#2. Tes darah.
Selama serangan terjadi, sel-sel otot jantung akan mati dan pecah sehingga protein-protein tertentu keluar masuk aliran darah. Berikut pemeriksaan laborat yang dapat perlu dilakukan yaitu kreatinin pospokinase (CPK), LDH, Iso Enzim LDH, Troponin T, dan pengukuran serial enzim jantung.
#3. Angiografi koroner.
Angiografi koroner adalah pemeriksaan khusus dengan memakai sinar X pada pembuluh darah dan jantung. Pemeriksaan ini berfungsi untuk menemukan letak sumbatan pada arteri koroner.
#4. Kateterisasi jantung.
Prosedur katerisasi jantung merupakan bagian dari angiografi koroner yang dilakukan dengan cara memasukkan kateter melalui arteri pada lenhan atau paha menuju jantung dan dimasukkannya zat kontras yang dapat tampak melalui sinar X yang di suntikkan melalui ujung kateter pada aliran darah.
Penanganan Sindrom Koroner Akut (SKA).
Pasien dengan SKA harus dilakukan penanganan yang spesifik baik pra rumah sakit maupun rumah sakit. Penanganan pra rumah sakit lebih difokuskan kepada masyarakat umum dan petugas kesehatan mendapatkan pendidikan yang memadai dalam hal tentang penyebab, tanda dan gejala serta mampu menangani secara sederhana sehingga dapat mencegah terjadinya kematian terhadap penderita. Sedangkan penanganan rumah sakit lebih difokuskan pada pengananan yang lebih spesifik dan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah terlatih sehingga komplikasi tidak terjadi.
Referensi.
- Modul Basic Trauma Cardiac Life Support. Edisi Revisi. AGD 118 DINKES DKI Jakarta. 2012.
Baca juga selanjutnya: Penyakit jantung reumatik (PJR).