PerawatanKesehatan.com – Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tahun 1978 yang dimaksud hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah adanya peningkatan tekanan darah tinggi diatas sistole 160 mmHg dan diastole 95 mmHg [1]. Tekanan darah tinggi (hipertensi) sangatlah berbahaya bagi semua penderitanya, apalagi tekanan darah tinggi pada ibu hamil itu sangat membahayakan baik ibu hamil itu sendiri maupun janin yang dikandungnya. Hipertensi atau tekanan darah tinggi terjadi ketika darah yang di pompakan oleh jantung mengalami peningkatan tekanan, hingga hal ini dapat merusak dinding arteri pada pembuluh darah. Jadi, sistem peredaran darah selama kehamilan harus memenuhi kebutuhan yang meningkat antara ibu dan janin [2].
Jumlah darah yang di pompa oleh jantung selama kehamilan akan mengalami peningkatan sekitar 40% dan biasanya terjadi pada trimester 1 dan 2. Peningkatan tersebut memungkinkan darah mengalir melalui sirkulasi tambahan yang terbentuk di rahim dan dinding plasenta yang membesar untuk memenuhi kebutuhan tambahan pada organ lainnya pada tubuh ibu hamil. Selama kehamilan terjadi peningkatan volume plasma darah mencapai 50% dan jumlah sel darah meningkat hingga 18%. Adanya peningkatan volume plasma, sel darah, dan protein dalam darah ini, menyebabkan pembengkakan pada tangan maupun kaki ibu hamil karena meningkatnya jumlah cairan dalam tubuh.

Menurut The Sixth Report of the Joint National Committe on Prevention, detection, Evaluation, & Treatment of High Blood Pressure berpendapat bahwa seseorang dikatakan terkena hipertensi atau tekanan darah tinggi apabila tekanan darah sistole lebih dari 140 mmHg dan diastole lebih dari 90 mmHg [1]. Tekanan darah tinggi pada ibu hamil biasanya terjadi pada kehamilan dengan usia ibu di bawah 20 tahun atau kehamilan dengan usia ibu lebih dari 40 tahun, kehamilan kembar, atau terjadi pada kehamilan yang pertama kali.
Penyebab Hipertensi atau Tekanan Darah Tinggi pada Ibu Hamil.
Terdapat dua penyebab hipertensi, yaitu hipertensi primer dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer disini bukan di sebabkan oleh gangguan pada jantung maupun ginjal, melainkan disebabkan oleh penyebab lain, diantaranya yaitu:
- Pola hidup yang tidak sehat, misalnya sering bergadang dan kurang istirahat.
- Stress, terlalu banyak fikiran atau tekanan dalam hidup yang tidak mampu dikontrol oleh diri sendiri.
- mengkonsumsi garam yang berlebih, misalnya makanan yang banyak mengandung garam seperti telur asin, ikan asin, dsb…
- Mer0kok atau tinggal di lingkungan orang- orang per0kok sehingga setiap hari bahkan setiap waktu menghirup asap r0kok.
- Kebiasan minum-minuman keras beralkhol,
- Terlalu sering mengkonsumsi minuman yang banyak mengandung kafein seperi tea kopi dan teh.
- Pola makan yang tidak sehat yang mengakibatkan timbunan lemak di tubuh, misalnya terlalu sering mengkonsumsi makanan di goreng, daging yang banyak mengandung lemak, terlalu sering mengkonsumsi kulit ayam, kulit sapi dan kulit kambing, tetapi jarang mengkonsumsi sayuran atau buah-buahan.
- Obesitas (kelebihan berat badan).
- Faktor keturunan, karena hipertensi termasuk kategori penyakit yang di wariskan. Jadi, bila orang tua maupun nenek atau kakek kita memiliki riwayat hipertensi atau tekenan darah tinggi maka kemungkinan besar dapat menurun pada anak atau keturunannya yang lain.
Sedangkan hipertensi skunder adalah hipertensi yang di sebabkan oleh adanya gangguan pada ginjal dan gangguan pada jantung.
Tekanan darah tinggi pada ibu hamil sangat membahayakan karena dapat menyebabkan terjadinya pre-eklamsia atau yang istilah awamnya biasa di sebut keracunan kehamilan. Pre- eklamsia memang timbul di awali dengan tanda-tanda tekanam darah tinggi (hipertensi) karena kehamilan. Hipertensi yang menyebabkan pre-eklamsia adalah bila kenaikan tekanan sistolik sebesar 30 mmHg dari biasanya atau mencapai 140 mmHg (misalnya tekanan sistolik anda 145 mmHg) dan kenaikan diastolic sebesar 15 mmHg dari biasanya atau mencapai 90 mmHg (misalnya tekanan diastolic anda 89 mmHg).
Pola hidup sehat akan membuat ibu hamil terhindar dari tekanan darah tinggi selama kehamilan. Selain itu, hindari hal-hal yang dapat memicu terjadinya peningkatan tekanan darah selama kehamilan.
Cara Mencegah Terjadinya Hipertensi pada Kehamilan.
- Hindari minuman beralk0hol karena selain mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin yang ada di dalam kandungan ibu, minuman dan makanan yang berark0hol juga dapat memicu terjadinya tekanan darah tinggi.
- Hindari r0kok dan jauhi lingkungan orang-orang per0kok. Karena selain dapat meningkatkan tekanan darah, mer0kok dan menjadi per0kok pasif juga dapat mengganggu kesehatan janin dan merusak organ-organ penting dalam tubuh.
- Hindari stress.
- Kurangi mengkonsumsi garam dan makanan yang berlemak jahat.
- Olah raga ringan secara teratur.
- Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan ikuti semua saran yang telah di berikan oleh bidan atau dokter kandungan yang menangani kehamilan Anda selama ini.
Referensi:
- Awam Hariyanto, S.Kep.Ns, dan M.Kes Rini Sulityowati. S.ST,.M.Kes. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah 1 dengan Diagnosis NANDA Internasional. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2015 p5.
- Rusmalia M. Salman. 30 Perubahan tubuh selama hamil. Jakarta: Penerbit Puataka Kemang. 2016.